Rinda Wahyuni Andi Harun Dikukuhkan Menjadi Ketua PPTI Kota Samarinda
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Bertempat di Gedung Bank Pembangunan Daerah Bankaltimtara, Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi mengukuhkan Pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Samarinda Masa Bakti Tahun 2022 - 2027, Kamis (1/12/2022).
Rusmadi berharap Pengurus PPTI Cabang Kota Samarinda yang barus saja dikukuhkan bisa bekerja dengan baik sehingga Tuberkulosis (TBC/TB) di Kota Samarinda menjadi Zero (Nol).
“Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah sangat lama dikenal di dunia. setiap pasien Tuberkulosis harus ditemukan dan diobati sampai sembuh, agar penularan Tuberkulosis dapat dihentikan dan dapat ditekan,” ucap Rusmadi.
Untuk mengendalikan penyakit TB, sambung dia, tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan semata, tetapi perlu adanya komitmen multisektoral. Dan tentu saja menurutnya tidak bisa hanya mengandalkan upaya pemerintah, tetapi membutuhkan peran serta masyarakat.
Ketua Pengurus PPTI Kota Samarinda, Rinda Wahyuni Andi Harun mengatakan bahwa penyakit TB khususnya TB paru, masih merupakan masalah dunia. Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2 per 3 kasus TB di seluruh dunia, Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/ per jam.
Berdasarkan WHO Global TB Report 2020, menurutnya faktor kurang gizi merupakan faktor risiko tertinggi penyumbang penyakit TB. Melihat hal tersebut, TB dan Stunting merupakan hal yang tidak terpisahkan dan sangat penting untuk dilakukan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TB tahun 2030 dan Penurunan Prevalansi Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
“Mengacu kepada angka insidens TB yaitu 312 per 100.000 penduduk diperkirakan kasus baru TB pertahun sebanyak 845.000 orang, dan pada tahun 2021 baru ditemukan sebanyak 562.000 orang, diantaranya yang sedang menjalani pengobatan hanya 67 persen,” ucap Rinda.
Di Kota Samarinda, tambah Rinda, dengan jumlah penduduk menuju 1 juta jiwa, diperkirakan terdapat 3.706 penderita TBC dengan Bakteri Tahan Asam ( BTA ) positif, dan yang ditemukan sampai dengan Desember 2021, hanya 45,77 persen dari target 80 persen. Artinya masih banyak lagi penderita TB yang ada di masyarakat yang belum diketemukan. Untuk treatment success rate ( SR ) atau keberhasilan pengobatan sudah cukup tinggi yaitu 73,39 persen ,kasus TB Pada anak 196 kasus, TB resistensi obat 32 kasus dan kasus TB-HIV 49 kasus.
“Dari kondisi tersebut tadi, apa bila tanpa penanggulangan yang komprehensif, terintegratif, dan serius, jelas akan menjadi ancaman terhadap pembangunan bangsa khususnya di Kota Samarinda,” ujarnya.
Istri Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun ini juga menyampaikan untuk selanjutnya dengan kepengurusan yang baru ini, dirinya akan segera menindaklanjuti dengan mengadakan rapat bersama Dinas Kesehatan, Perangkat Daerah terkait, CSR, dan juga Organisasi profesi lainnya, untuk menyusun program kerja yang bisa membantu pemerintah dalam penanggulangan peyakit TB.
“Sesuai dengan AD/ART dan panduan program kerja PPTI Pusat, setelah kepengurusan cabang, maka akan segera juga dibentuk kepengurusan PPTI anak cabang di tingkat Kecamatan dan PPTI ranting di tingkat Kelurahan, karena ujung tombak keberhasilan penanggulangan penyakit TB adalah di tingkat Kelurahan,” pungkasnya. (FER/KMF-SMR)
TINGGALKAN KOMENTAR
Baca Juga

Tekan Stunting dengan Sekolah Siaga Kependudukan, Disdik-DPPKB Lakukan Monev

PKK-DWP Samarinda Peduli, Bagi Santunan di Sekretariat dan Tebar Takjil di Pasar Loa Janan

Perkuat Kebersamaan dan Tingkatkan Kinerja Lewat Gathering TP PKK Samarinda, Wali Kota Ingatkan SMEP
